Minggu, 13 November 2016

Mesin Canggih : 3D Printer





Dalam kemajuan teknologi yang sangat pesat ini banyak sekali inovasi-inovasi yang memudahkan manusia. Peralatan yang kita gunakan sehari-hari tentunya sudah mulai menggunakan materi berukuran mikro, bahkan nano dan makin lama kecil lagi. Tentunya fungsi utama dari alat-alat ini adalah memudahkan pekerjaan manusia. 

Dengan melihat alat ini mungkin kita akan berkata "wah, saya bahkan belum pernah membayangkannya". Ya, ini adalah 3D Printer. Sebuah printer yang akan memudahkan kita untuk mencetak hal-hal secara 3 dimensi.


Chuck Hull, lahir 12 Mei 1939 Dia adalah seorang penemu proses pencitraan yang kuat  yang dikenal sebagai stereolithography (3D Printing), teknologi komersial prototyping cepat pertama dengan format STL.

3D Printing atau dikenal juga sebagai Additive Layer Manufacturing adalah proses membuat objek padat 3 dimensi atau bentuk apapun dari model digital. Cara kerjanya hampir sama dengan printer laser dengan tehnik membuat objek dari sejumlah layer/ lapisan yang masing-masing dicetak di atas setiap lapisan lainnya.

Teknologi printing ini sendiri sebenarnya sudah berkembang sejak sekitar 1980an namun belum begitu dikenal hingga tahun 2010an ketika mesin cetak 3D ini dikenalkan secara komersial. Dalam sejarahnya Printer 3D pertama yang bekerja dengan baik dibuat oleh Chuck Hull dari 3D Systems Corp pada tahun 1984. Sejak saat itu teknologi 3D printing semakin berkembang dan digunakan dalam prototyping (model) maupun industri secara luas seperti dalam arsitektur, otomotif, militer, industri medis, fashion, sistem informasi geografis sampai biotech (penggantian jaringan tubuh manusia).

Hasil gambar untuk 3d printerHasil gambar untuk 3d printer

Proses Kerja Printer 3D :

Langkah 1
Membuat model 3D melalui software komputer (CAD). Software ini dapat memberikan petunjuk struktural kepada produk jadi, serta memberikan data ilmiah tentang bahan-bahan tertentu untuk membuat simulasi virtual bagaimana objek akan berperilaku dalam kondisi tertentu.

Langkah 2
Mengkonversi gambar CAD gambar ke dalam format STL. Format ini merupakan singkatan dari tessellation stAndar atau format file yang dikembangkan untuk Sistem 3D pada tahun 1987 yang digunakan oleh perusahaan stereolithography aparat (SLA). Kebanyakan printer 3D dapat menggunakan file STL disamping beberapa jenis file seperti ZPR oleh Z Corporation dan OBJDF oleh geometri Objet.

Langkah 3
Transfer ke dalam AM Mesin dan STL file Manipulasi. Di sini adalah proses penyalinan pengguna file STL ke komputer yang mengendalikan printer 3D yang digunakan untuk menentukan ukuran dan orientasi cetakan. Hal ini sama dengan saat pembuatan printer 2D untuk mencetak secara landscape atau portrait.

Langkah 4
Machine Setup. Setiap mesin memiliki persyaratan sendiri untuk melakukan persiapkan. Tahap ini termasuk proses pengisian polimer, pengikat dan bahan habis pakai lainnya.

Langkah 5
Pencetakan. Biarkan mesin melakukan hal tersebut secara otomatis. Sebab setiap lapisan biasanya memiliki ketebalan sekitar 0,1 mm atau lebih tipis lagi. Karena sangat tipis proses ini bisa berlangsung berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Pastikan untuk memeriksa mesin secara berkala untuk memastikan tidak ada kesalahan proses.

Langkah 6
Removal. Hapus objek dicetak dari mesin. Pastikan dalam proses ini menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk menghindari cedera. Seperti sarung tangan untuk melindungi diri dari permukaan yang panas atau bahan kimia beracun.

Langkah 7
Post processing. Banyak printer 3D memerlukan post processing untuk objek dicetak. Seperti menyikat bubuk yang tersisa atau mencuci objek cetak dengan air. Dalam proses ini lebih berhati-hati sebab objek cetak masih rapuh, sehingga mudah pecah dan retak.



Sumber : 
https://en.wikipedia.org/wiki/Chuck_Hull

Tidak ada komentar:

Posting Komentar